Minggu, 31 Agustus 2014

Ini Penyebab Mercedes F1 Gagal Juara

Montreal, KompasOtomotif - Tim Mercedes Formula One kali ini harus merelakan podium pertama kepada Red Bull Renault, setelah Nico Rosberg finis di belakang Daniel Ricciardo. Kubu Mercedes mengklaim, ada masalah padaMotor Generator Unit-Kinetic (MGU-K) di dua mobilnya. 

GP Kanada yang berlangsung Senin (9/6/2014) dini hari WIB, berlangsung menarik. Dua mobil Mercedes yang dikendarai Lewis Hamilton dan Rosberg, mengalami masalah panas yang berlebih di komponen MGU-K. Parahnya, Hamilton sampai harus gagal finish karena masalah ini, beruntung Rosberg masih mampu mengamankan posisi dua. 

Masalah sudah terjadi pada pit-stop kedua, dimana Hamilton sempat melewati Rosberg. Tim mekanis menemukan suhu yang terlalu panas pada MGU-K, karena aliran udara pendingin tidak bekerja, Hamilton pun harus mengakhiri balapan lebih cepat. Sedangkan Rosberg masih mampu menyelesaikan lap yang tersisa, tanpa memanfaatkan daya elektrik yang berasal dari energi sisa pengereman, akibat rusaknya MGU-K tersebut.

Melebihi batas
“Sistem kontrol pada ERS (Energy Recovery Systems) tidak bekerja. Pada bagian MGU-K, suhu sudah melebihi batas, dan kami tidak menyadari bahwa itu memberikan efek yang merugikan. MGU-K tidak bisa digunakan, dan tim teknis juga tidak bisa mengeset ulang," jelas bos Mercedes F1, Toto Wolff, seperti dikutip AdamCooperF1, Senin (6/9/2014).

Wolff memuji habis penampilan Rosberg yang menyelesaikan balapan meski mobil mengalami masalah. Menurutnya, Rosberg sudah memaksakan kondisi mobil buat mendapatkan hasil yang maksimal.

"Tim mengatakan kepada Lewis dan Nico, untuk menggunakan rem dengan baik, karena sudah kehilangan motor listrik. Rem bisa terlalu panas, dan keseimbangan sistem res harus diubah. Mobil Lewis tidak bisa melanjutkan balapan, beruntung Nico bisa mengatasinya," tutup Wolff.
Read More

Sabtu, 30 Agustus 2014

“Mobil Murah” Sumbang Rp 1 Triliun Lebih ke Kas Negara

Jakarta, KompasOtomotif – Polemik kehadiran “mobil murah” (LCGC) masih menjadi buah bibir di masyarakat, tidak sedikit yang mencibir kehadirannya dan justru memberikan banyak dampak negatif. Namun Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, mencoba menggambarkan sisi positifnya. Seberapa besar kontribusi “mobil murah” terhadap pendapatan pusat dan daerah.
Kendati tanpa Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), LCGC tetap menyumbangkan banyak pemasukan buat pemerintah. Ia menguraikan dengan hitung-hitungan kasar.
“Sekarang LCGC sudah terjual 80.000 unit. Misalnya satu mobil harga Rp 100 juta, berarti jika ditotal mencapai Rp 8 triliun. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yaitu 10 persen dari situ, berarti sudah Rp 800 miliar masuk ke kas Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah kebagian pendapatan dari Bea Balik Nama (BBN), yakni 10 persen, berarti Rp 800 miliar juga,” beber Jongkie, di Jakarta, Senin (13/5/2014).
Tidak hanya itu, Pemerintah DKI juga mendapatkan “jatah” besar. Jongkie mengungkapkan, sedikitnya 60 persen unit "mobil murah" didaftarkan dengan STNK plat B (Jakarta). Paling tidak nilainya mencapai Rp 500 miliar. 
“Jadi jangan dilihat negatifnya saja, LCGC setidaknya sudah menyumbang Rp 1,6 triliun sejak diluncurkan November 2013 sampai dengan hari ini. Jelas menambah kas Pemerintah Pusat dan Daerah,” pungkasnya. 
Read More

Jumat, 29 Agustus 2014

Jongkie D Sugiarto: Indonesia Jangan Hanya Jadi Basis Produksi MPV

Jakarta, KompasOtomotif – Salah satu kekuatan terbesar industri otomotif Indonesia berasal dari volume penjualan model MPV. Banyak merek asing memanfaatkan peluang itu dengan menggelontorkan investasi untuk menjadikan Indonesia basis produksi MPV di dalam negeri.

Namun Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, berpendapat, jika ingin menjadi pemain global, Indonesia harus bisa memenuhi permintaan pasar terbesar lainnya, yaitu sedan.
Industri harus cepat menemukan solusi agar tidak lagi hanya kuat di MPV. “Sebagian besar pasar dunia meminta sedan dan SUV, sebab itu kita harus segera mengalihkan basis produksi ke sana, agar kita bisa mengekspor ke negara lain,” ujar Jongkie, di Jakarta, Senin (12/5/2014).
PajakMesti diakui sedan memang kurang diminati. Selain masalah karakteristik konsumen Indonesia yang lebih doyan mobil berkapasitas lebih banyak penumpang, Jongkie menjelaskan sedan tidak laku karena harganya mahal.
“Kenapa sedan ga laku? Karena pajak sedan masih tinggi. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sedan kecil itu 30 persen, sementara MPV hanya 10 persen. Karena itu harga sedan lebih mahal. Makanya masyarakat tidak mau beli sedan. Bukan karena tidak suka model sedan tapi karena harganya mahal,” ungkapnya.

Jika konsumen sedikit maka volumenya tetap rendah. Jika tetap seperti itu produsen lebih memilih memproduksi sedan di negara lain lalu mengekspor ke Indonesia. 
Gaikindo sudah pernah mengusulkan ke pemerintah untuk menurunkan beban pajak sedan, agar peminatnya semakin ramai. Saat ini sedang dikaji di Kementerian Perindustrian. Jongkie menekankan, pertimbangan merek dagang agar berani menginvestasikan pendirian pabrik sedan bila pasar dinilai menjanjikan, sama seperti MPV.
“Cara paling mudah, menurunkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sedan. Jika diturunkan, pendapatan negara bisa diambil dari akumulasi volume yang meningkat. Penurunan pajak bukan berarti menurunkan pendapatan (dalam Rupiah). Pemasukan bisa naik karena volumenya juga naik. Hanya PPnBM-nya saja yang nol, tapi masih ada pajak lain, seperti program LCGC,” jelasnya. 
Read More

Fly Citycopter, Mobil atau Helikopter?

Rua Alagoas, KompasOtomotif - Bagi Anda yang lahir tahun 1980-an, tentu pernah mendengar serial kartun The Jetsons, menceritakan keluarga yang hidup di masa depan. Film kartun yang diciptakan oleh William Hanna dan Joseph Barbara, kreator dari The Flinstone, film yang menngisahkan kehidupan di jaman purba.

Dalam salah satu ceritanya, The Jetsons ini punya kendaraan unik yang digunakan untuk berpergian berbentuk helikopter. Dari cerita ini, kemudian desainer Eduardo Galvani pemilik Galvani Studios menciptakan desain kendaraan serupa, yaitu Fly Citycopter. 

Bentuknya unik, dengan kaca cembung di bagian depan kendaraan. Dilengkapi dengan tiga baling-baling, dua sisi dan satu di belakang. Cuma cukup untuk mengangkut dua orang dewasa, dan punya kemampuan terbang dengan level ketinggian yang terbatas. Kendaraan ini menggabungkan konsep mobil dan helikopter menjadi satu benda. Dimensinya juga tidak beda jauh dengan ukuran sedan kecil.
Galvani percaya, kendaraan ciptaannya bisa menjadi salah satu metode terbaik bagi masa depan, sebagai sarana transportasi. Galvani mengatakan, proyeknya ini diciptakan untuk memacu industri transportasi untuk mendorong kendaraan yang berkelanjutan di masa depan.

"Tingkat polusi yang disebabkan oleh karbondioksida semakin memperburuk kondisi atmosfir," jelas Galvani, dilansir Inautonews (15/5/2014). Di Beijing, layar panel LCD digunakan untuk menunjukkan waktu terbenamnya matahari kepada pejalan kaki, karena kondisi langit di kota itu sangat pekat sehingga menutup kinerja alam," lanjut Galvani.

Konsep helikopter "rumahan" yang diciptakan Galvani menggunakan kipas dan mesin listrik sehingga aman bagi lingkungan. Dengan jarak terbang yang tidak terlalu tinggi, kipas pada Fly Citycopter juga membantu meniup karbondioksida yang dikeluarkan mobil dan kendaraan lain di jalan. 
Energi listrik yang digunakan untuk helikopter ini dipasok dari pembangkit tenaga listrik dari solar panel. Pilihan ini dinilai lebih baik ketimbang pembangkit tenaga listrik batu bara yang juga mengakibatkan polusi udara. 
Read More

Penjegal Yamaha R15 dari Honda Datang Tahun Ini!

Jakarta, KompasOtomotif -- Kepastian soal datangnya pesaing Yamaha R15 yang disiapkan PT Astra Honda Motor (AHM) akhirnya terjawab. Sumber internalKompasOtomotif memastikan bahwa R15 tak akan dibiarkan berlama-lama menikmati pasar sendirian. Tahun ini juga, produk penjegal dari Honda akan dilepas.

”Saya bisa memastikan tahun ini (2014). Begitu juga proses produksinya,” ujar seorang sumber tanpa mau menyebut detail waktunya. Pernyataan ini mempertegas spekulasi dan pernyataan AHM sebelumnya bahwa saat ini sedang disiapkan produk yang kompetitif dan bisa head to headdengan R15.

Produk yang dimaksud adalah CB150R Streetfire yang diberi fairing. Posisinya mengisi ceruk di atas StreetFire bergaya naked touring yang saat ini dibanderol Rp 23,4 juta. Mesin dan rangka yang digunakan akan sama seperti Streetfire, tetapi tampilannya akan jauh lebih sporty.

Sumber lain KompasOtomotif dari AHM juga pernah melontarkan pernyataan bahwa harga diusahakan tak jauh dengan R15. Harapannya, bisa di bawah Rp 30 juta. Saat ini, Yamaha R15 sendiri sudah dipasarkan dengan banderol Rp 28 juta on the road Jakarta.

Saat ini Honda mencoba bertahan dengan CBR150R impor utuh (CBU) dari Thailand yang banderolnya mencapai Rp 42,9 juta. Tentu, jika dibandingkan dengan R15, posisi CBR150R sudah tidak kompetitif sehingga butuh pendamping.

Isu lain, jika CB150R ber-fairing dipasarkan, CBR150R tetap tidak dimatikan. Bahkan ada kemungkinan dirakit lokal untuk secara berdampingan berada di garda depan menjadi tulang punggung sport.
Read More

Begini Cara Mengerem yang Benar dan Aman

Jakarta, KompasOtomotif – Tidak semua orang mahir mengendalikan sepeda motor. Namun yang lebih penting sebenarnya bukan soal bermanuver, tetapi justru hal-hal sederhana seperti teknik mengerem. Banyak yang asal mengerem untuk mengurangi kecepatan atau berhenti, padahal untuk mengerem secara aman ada teorinya.

Menurut Emerson Tantono, Network Development dan Instruktur Senior Safety Riding PT Astra Honda Motor, sebenarnya mengerem yang benar-benar efektif adalah menggunakan secara bersamaan antara rem depan dan belakang, bukan mengoptimalkan salah satu.

”Kita tidak bicara presentase kekuatan, misalnya rem depan dan belakang harus total jumlahnya 100 persen. Karena itu rancu. Lebih efektif untuk menghentikan atau memperlambat laju adalah menggunakan rem depan,” tegas Emerson kepada KompasOtomotif, (19/5/2014).

Berikut detail tips dari Emerson untuk semua biker agar menguasai teknik mengerem yang benar:
1. Dilihat tipe sepeda motor, menurut Emerson hampir sama jika bicara pengereman. Memang, untuk sepeda motor sport akan lebih kompleks, karena sesudah mengerem harus dibarengi dengan memindah gigi ke lebih rendah (engine brake) jika ingin semakin efektif. Ini juga mirip untuk sepeda motor bebek, namun karena bobot jenis cub tidak seberat sport, engine brakedilakukan jika urgent.

2. Belajar dulu! Saat belajar naik kendaraan roda dua misalnya sepeda, sudah terpatri dalam benak agar pakai rem belakang dulu. Nah, untuk sepeda motor tidak bisa sepenuhnya diterapkan. ”Banyak asumsi biker mengerem roda belakang lebih efektif, pemikiran ini yang harus diubah,” tegas Emerson.

3. Penekanan atau kekuatan rem, biker sendiri yang bisa menentukan. Hal ini dilihat dari kecepatan dan kondisi jalan. Misalnya di jalan basah, alangkah baiknya tidak terlalu ditekan jika mengerem. Itulah sebabnya, jika di jalanan basah atau licin, wajib mengurangi kecepatan agar jika sewaktu-waktu butuh mengerem, tidak ditekan keras karena laju sepeda motor terlalu kencang.

Penggunaan jari untuk menarik tuas rem sesuaikan dengan kekuatan yang dibutuhkan. Untuk pengereman maskimal, bisa menggunakan empat jari seperti gerakan meremas. ”Perlu diingat, rem tidak berdiri sendiri. Pikirkan keselamatan jika jalan licin dengan mengurangi kecepatan. Penggunaan rem tetap depan dan belakang, jangan salah satu,” pesan Emerson.

4. Penggunaan rem belakang saja hanya disarankan untuk kondisi tertentu. Misalnya melewati turunan dengan kecepatan rendah. Rem belakang saja akan membuat sepeda motor tidak stabil alias ”ngesot”.

5. Menikung. Secara teori, rem hanya digunakan menjelang masuk tikungan untuk memperlambat laju. Begitu sudah masuk tikungan, justru lakukan akselerasi agar cengkeraman roda depan semakin baik. Banyak yang salah, saat berada di tikungan malah melakukan pengereman. Dikatakan Emerson akan sangat berbahaya, apalagi dalam kecepatan tinggi.

6. Secara umum perlu latihan menggunakan rem repan. Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi jika melakukan pengereman mendadak. Jangan takut menggunakan rem depan, asal dilakukan dengan benar.
Read More

Rabu, 27 Agustus 2014

Target Agresif Mitsubishi Outlander Sport

Jakarta, KompasOtomotif - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) optimis bakal mampu mendongkrak penjualan Outlander Sport, dengan dipasarkannya model facelift. Target penjualan setahun dinaikkan menjadi 10.000 unit dari hasil tahun lalu cuma 5.276 unit.
"Memang target ini terbilang sangat agresif, tetapi melihat tawaran baru Outlander Sport, kami yakin bisa mencapainya," jelas Kosei Tamaki, Executive General Manager of MMC Marketing Division KTB di sela peluncuran, Ancol, Jakarta Utara, Senin (19/5/2014).
Dijelaskan, dalam beberapa tahun ke depan ada tiga segmen kendaraan yang akan terus naik penjualannya. Pertama, segmen kendaraan multi guna (MPV) bawah, LCGC, dan SUV menengah. Tren pasar SUV menengah setiap tahun juga terus naik.
"Salah satu keunggulan kami dibandingkan kompetitor, adalah soal harga jual. Meski model baru, Outlander Sport facelift ini tidak mengalami kenaikan harga," tambah Imam Choeru Cahya, Head Of PC Sales Departement KTB.
Suzuki
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), periode empat bulan pertama tahun ini, Suzuki masih bertengger di atas Mistubishi di peringkat ketiga penjualan nasional di bawah Toyota dan Daihatsu. Padahal, beberapa tahun sebelumnya Mitsubishi merupakan merek terlaris ketiga nasional.
"Soal itu, karena Suzuki sudah punya dua produk yang belum dimiliki Mistubishi, yakni Ertiga (Low MPV) dan LCGC (Karimun Wagon R). Jadi, agak berat mengakahkan Suzuki tahun ini," tambah Tamaki.
Fokus saat ini, lanjut Tamaki, adalah mendorong pangsa pasar pada segmen-segmen di mana Mitsubishi mengisi pasar. "Mulai dari SUV menengah, mobil kota segmen A, dan segmen lainnya, kami masih menunjukkan progres penjualan," beber Tamaki.
Sampai akhir tahun ini, KTB menargetkan bisa menjual 160.000-165.000 unit kendaraan di seluruh Indonesia.
Read More

Unik, VW Beetle Berbodi Kayu

Sarajevo, KompasOtomotif – Menciptakan karya unik pada kendaraan bisa tercetus dari ide apa saja. Contohnya seorang pensiunan asal Bosnia ini, dia melapisi bodi Volkswagen Beetle miliknya dengan kayu.

Momir Bojic (71), memakai 50.000 potongan kayu buat menutup semua bagian bodi VW Beetle. Tidak hanya eksterior yang ditutup kayu, interior pun dilapis kayu.

Kayu yang digunakan adalah oak atau pohon ek. Di Eropa, oak memang biasa digunakan sebagai bahan bangunan, mulai dari perahu, hingga furnitur, dinding atau panel lantai.

Seperti dilansir Worldcarfans, Senin (19/5/2014), Bojic sudah punya ide ini sejak 2005 lalu, saat dirinya membeli VW Beetle bekas. Tapi, Bojic baru memodifikasi 2012 lalu, dan membutuhkan waktu pengerjaan dua tahun, sampai Beetle lapis kayu ini selesai dan bisa dikendarai secara normal.

Semua bagian dari mobil diperhatikan setiap detailnya, bahkan bagian-bagian kecil seperti, dop pelek, wiper kaca depan, lampu belakang dan dasbor juga dilapis kayu. Bagian tersulit adalah perawatan, karena sekarang dirinya lebih khawatir dengan rayap daripada karat.
Read More

Skuter Listrik India Sambangi Amerika

Ann Arbor, KompasOtomotif - Grup Mahindra coba menjajaki pasar kendaraan roda dua Amerika Serikat (AS). Bukan bersaing dengan "moge" sekelas Harley Davidson atau Victory, tapi justru membidik segmen yang masih relatif belum terjamah, yakni skuter listrik.

Mahindra merasa bangga memperkenalkan Genze di Ann Arbor, Michigan, akhir pekan lalu (10/5/2014). Skuter listrik ini mampu berkendara sejauh 48 km dalam kondisi baterai terisi penuh. Kecepatan maksimumnya cuma 48 kpj. Dengan spesifikasi yang ditawarkan GenZe, konsumen di AS tidak perlu memiliki SIM untuk mengendarainya. 

Skuter satu penumpang ini diproduksi di pabrik Mahindra di Michigan dengan kapasitas 9.000 unit per tahun. Jika penjualan bagus, kapasitas bisa dinaikan menjadi 20.000 unit per tahun. GenZe dikembangkan di Palo Alto, California dan didesain sekaligus diproduksi di Ann Arbor, Michigan.

Meski terlihat sederhana, GenZe dibekali panel meter digital, layar sentuh, berukuran 7 inci. Bentuknya mirip tablet mini dengan kemampuan koneksi Bluetooth dan anti air. Berbagai informasi seperti kecepatan, sisa energi baterai, dan jarak tempuh jadi suguhan utamannya. Di India, GenZe sudah diluncurkan sejak September 2013, tapi baru bisa menembus penjualan di AS mulai tahun ini. 
"R and D"
Untuk memperkuat kehadiran di AS, Mahindra juga meresmikan semacam pusat pengembangan dan penelitan, Mahindra North American Technical Centre. Tujuan utama meresmikan fasilitas ini adalah, "Fokus pada memberikan Mahindra melalui desain produk yang kompetitif, dan teknologi yang menyokong portofolio produk di masa depan".

Fasilitas ini mempekerjakan 40 insinyur dengan kemampuan mendesain kendaraan. Dalam kondisi maksimum, fasilitas ini bisa menampung sampai 125 insinyur dan berkolaborasi dengan seluruh tim pengembangan produk Mahindra di India.
Read More